Sabtu, 07 Mei 2011

TERORET JUNGKIR BALIK...

by Sipti Amari on Saturday, February 19, 2011 at 1:29pm



 "Mba, emangnya otak Mba Ipi ga pusing apa, tiap hari kayanya ada aja yang dikerjain. Ngurus dagangan aja kayanya dah ngabisin waktu, punya anak ajaib-ajaib, eh masih ditambah ngelesin bahasa Inggris segala. Masih sempet-sempetnya masak sendiri. Ada proyek terjemahan disikat, terus masih sempet-sempetnya nulis-nulis. Mana masih punya rencana pengen punya anak lagi... Kalo aku jadi Mba Ipi, kayanya kepalaku dah pecah loh..." Salah seorang asistenku berseloruh padaku di suatu panas yang terik. Hehehe. Aku hanya cengar-cengir mendengarnya. Ya, begitulah aku... Ga bisa diem... Terutama otakku. Ada aja yang aku pikirin. Aku memang ga bisa fokus mengerjakan hanya satu jenis pekerjaan dalam satu waktu. Makanya pas lagi nyelesein skripsi saat kuliah dulu, bapakku ngomel-ngomel melulu. Gemana skripsinya mo cepat kelar kalo bikinnya disambi-sambi. Disambi jadi agen asuransi, hampir saben hari beraerobik ria, jadi panitia ini-itu, en bolak-balik pulang kampung ngurus dagangan. Makanya kuliahku keteteran. Bikin skripsi aja sampai bertahun-tahun. Hehehe. Fokus, fokus!!! Begitu selalu bapakku mewanti-wanti. Terus terang, aku punya kelemahan dalam hal fokus-mengfokus (mbuh bener apa ora kie istilahe...). Rasanya kalo harus menyelesaikan sesuatu ga pernah tuntas. Selalu ada muncul hal-hal lain yang rasanya lebih menarik. Alhasil banyak hal yang akhirnya kusesali di kemudian hari. Ih, coba kalo dulu aku ga buang-buang waktu. Pasti aku punya lebih banyak prestasi lagi, ga bikin orang tua marah-marah, dan banyak hal positif lainnya yang seharusnya aku dapatkan... Konon menurut sebuah artikel yang pernah kubaca, ketidakfokusan ini merupakan salah satu gejala dari seseorang yang tergolong hiperaktif... Dan ini menurun secara genetik loh. Wekkks??? Jadi kalo ada yang bilang anakku hiperaktif, berarti turunan dari ibunya duooooong... Whaaaattts??? Gubrakkks... Oh nooooo... Ternyata... Hehehe.

Kembali ke pembahasan semula... Kalo ada yang bilang, 'life is like a rollercoaster', memang ada benarnya. Bukan sekedar perumpaan yang mengungkapkan kalo hidup itu kadang di atas, kadang di bawah... Kadang enak, kadang susah... Kadang kaya, kadang miskin... Tapi bagi yang pernah merasakan permainan rollercoaster, pasti tau kan, kalo kita juga akan merasa pusing seperti habis jungkir-balik... (padahal terakhir kali naik rollercoster, yang di Dufan namanya Halilintar, aku malah ketagihan, naik sampai 3 kali malah. Hehehe)... Yup, yup... Hidup itu kadang memusingkan. Meski kadang juga mengasyikan dan indah tak terlupakan... Jangan dikira dengan melakoni berbagai aktifitas kepalaku ga pusying loh... Uhh, senat-senut ga karu-karuan, teroret jungkir-balik lah pokokmen... Malah kadang rasanya seperti mau pecah... Hehehe. Tapi aku berusaha menikmatinya. Nikmat yang kadang terasa pedih dan perih... Halah... Hehehe.

Seperti ibu-ibu lainnya, aktifitas di pagi hari adalah sebuah perjuangan. Bagaimana para ibu biasanya harus bangun terlebih dahulu untuk menyiapkan sarapan pagi dan mempersiapkan keperluan anak dan suami. Terlebih bagi mereka para wanita karir. Pastinya sama kan, kemrungsung, gemruduk, hectic, hueboh lah pokokmen... Belum lagi kalo kesiangan. Panik lah pastinya... Begitu juga aku. Biasanya aku bangun gasik banget loh, jam 02.30. Busyet dah... Kalo ibu-ibu lainnya bangga selalu bangun pagi jam 04.00, buatku, itu mah dah kesiangan. Biasanya aku terbangun karena Nadja pengen mimi cucu or mimi putih or ngemil. Tapi ga selalu. Karena sudah kebiasaan, biasanya alarm biologisku selalu berdentang jam segitu. Abis itu aku bisa menikmati 'me time', melakukan hal-hal yang aku suka, yang ga mungkin aku lakukan kalo suami en anak-anak sudah pada bangun. Menyelesaikan membaca buku, majalah or novel, nonton dvd,  kadang malah masak (tapi sudah beberapa bulan ini ga aku lakoni karena akhirnya aku kecapean sendiri). Sebelum adzan shubuh berkumandang baru berinteraksi dengan Yang Punya Hidup. Dan saat membangunkan Nadyne adalah saat yang menegangkan. Beruntung dan bersyukurlah anda, wahai para orang tua yang anaknya mudah dibangunkan, karena buatku, ini benar-benar menguras emosi, tenaga dan pikiran. Sebegitunya??? Ih, bener loh, swear loh, sumpeh loh... Hehehe. Entahlah. Butuh waktu lama untuk bisa membuat Nadyne terjaga dari tidurnya. Dan yang menyedihan, selalu berakhir dengan ketegangan. Percuma deh aku pernah ikut seminar yang salah satu sesinya membahas bagaimana caranya membuat anak di pagi hari merasa hepi. Karena suasana di pagi hari kan menentukan suasana hati dalam satu hari. Buatku, marah-marah menjadi solusi yang paling ampuh di pagi hari. Hehehe. Eits, don't try this at your home ya! Habis, kalo aku mencoba bersabar en nahan marah, yang ada kepalaku tambah pusing, snuts-snuts... Teroret jungkir-balik getho... Hehehe.

Bukan berarti setelah Nadyne berangkat sekolah, aku bisa leyeh-leyeh, bersantai ria. Masih ada krucil lainnya yang musti diurus, yaitu Nadja... Butuh perjuangan juga, karena Nadja makannya susah. Liat aja body-nya yang ga seimbang sama maknya. Kecil n mungil buat anak seumurannya. Di pagi hari, jangan harap aku ada di rumah ya. Makanya sorry banget buat yang bertamu di pagi hari. Karena biasanya aku jalan-jalan sampai ke tempat ibuku kalo ndulang. Itupun jarang habis. Sedih rasanya. Untung aja tetanggaku orangnya telaten banget kalo ndulang Nadja. Jadi selama ini lebih sering dia yang ndulang Nadja daripada aku... Whaaattts??? Hehehe... Ternyata... Eh, tapi anehnya lagi, anak tetanggaku si Lilila justru mau makan kalo aku yang ndulang loh... Kalo yang ndulang ibunya or eyangnya malah dilepeh-lepeh, sedangkan kalo sama aku malah telap-telep... Emang anak-anak tuh ada aja polahnya... Tangan tetangga emang lebih mantap kali yeee... Hehehe. Kalo Nadja sudah puas bermain en mulai ngantuk, baru aku pulang ke rumah, ngelonin dia sampai bobo. Baru aku nyambi masak or ngurus dagangan. Abis itu ngirim makan ke sekolahan Nadyne, karena Nadyne ga cocok dengan menu katering di sekolahnya. Perjuangan banget nih... Berkejaran dengan waktu... Masak, terus nganterin makan pas matahari lagi terik-teriknya. Jangan sampai telat, karena aku bisa diomelin sama Nadyne. Alhasil usahaku untuk membuat kulit tambah putih ga pernah berhasil. Demi anak... Dan mangkelnya lagi kalo ternyata makanannya ga disentuh sama sekali or dibilang ga enak... Wuiiihhh, bisa esmosi jiwa... Padahal perjuangannya itu loh, bener-bener teroret jungkir-balik... Hehehe.

Biasanya setelah itu aku mampir toko or ke bank, pokoknya ngurusin hal-hal yang ada hubungannya dengan dagangan. Atau kadang mengikuti liqo atau pengajian. Menjelang sore jemput Nadyne, leyeh-leyeh sebentar sambil ngelonin Nadja, terus kalo ada les ya ngajar, atau arisan pas tanggal muda. Setelah maghrib nyiapin makan malem, kalo sempet ngapalin suratan pendek, terus bobo gasik biar bisa bangun gasik juga. Kalo suamiku ada di rumah, ga dines, dia yang ngurusin PR-nya Nadyne. Tapi kalo suamiku kebetulan masuk sore, kembali kepalaku dilanda snut-snut yang sangat hebat saat menyuruh Nadyne mengerjakan PR dan menata buku-buku untuk pelajaran di keesokan harinya. Dan sekali lagi, menyuruh Nadyne mengerjakan PR or belajar juga butuh perjuangan. Ada aja alasan untuk menunda-nunda, yang kadang menyulut emosi jiwa. Dan itu baru salah satu penyulut stres dan emosi jiwa loh... Belum lagi masalah dengan suami, orang tua, bisnis... Wuih, jadi perempuan emang dituntut kudu kuat dan tahan banting, meski harus teroret jungkir-balik ngejalaninya. Pintar mengelola waktu, keuangan, emosi dan harus selalu sehat. Yakin deh, kalo si ibu sakit, urusan rumah bakal kacau-balau... Perempuan itu kudu multitasking and multitalented... Hehehe...

Pfff... Marah-marah, emosi, stres... Kenapa ya susah bener jadi orang sabar??? Akhir-akhir ini emosiku gampang tersulut. Akibatnya, selain kepala pusing tujuh keliling, badan jadi kaku-kaku n pegel-pegel. Kalo sudah begitu, biasanya aku hanya bisa berteriak dalam hati, YA ALLOH, PARINGONO SABAR!!! Hehehe... <curhat-mode on> Kalo ada obat untuk jadi orang yang sabar, mau deh aku beli. Malah tak borong aja sekalian... Hehehe. Meski sudah bertumpuk-tumpuk buku mengenai bagaimana mengelola emosi dan melatih kesabaran yang aku baca, dan mengikuti berbagai seminar, ternyata mempraktekkannya tidaklah semudah yang dibayangkan. Emosi kok lebih enak diluapkan ya. Bikin lega n beban jadi hilang seketika... (Sekali lagi, don't try this at your home ya!!!) Hehehe. Mungkin ini efek dari ketidakfokusanku dalam melakoni berbagai peran selama ini kali ya? Menjadi seorang istri dan ibu yang harus senantiasa menyiapkan segala kebutuhan suami dan anak-anak serta mengkomandoi pranata rumah tangga untuk bisa bekerja sama membuat rumah terasa bersih dan nyaman; seorang mom-preneur yang memiliki tanggung jawab terhadap bisnisnya, memenuhi permintaan pelanggan yang tak jarang memiliki permintaan yang aneh-aneh dan ingin selalu dilayani tepat waktu, mengkoordinasi para asisten untuk bisa melayani pelanggan dengan sebaik-baiknya dan memastikan mereka tetap nyaman bekerja, promosi dan menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak yang terlibat dengan bisnis, mengikuti berbagai pelatihan dan seminar tentang kewirausahaan yang dapat menambah pengetahuan tentang bisnis; seorang guru yang tentunya ingin menjadikan muridnya tidak sekedar bertambah pintar, tapi juga cinta dan bersemangat dalam belajar, dapat mentransfer ilmu dengan sebaik-baiknya; menjadi anggota masyarakat yang baik, berusaha mengikuti segala kegiatan yang diadakan di sekitar rumah; seorang pembelajar yang haus akan ilmu dengan mengikuti kajian-kajian keilmuan dan membaca buku-buku atau artikel yang bermanfaat, sementara di sisi lain juga ada tuntutan dalam diri sendiri untuk selalu menjadi insan yang lebih baik lagi, memperbanyak amalan-amalan ibadah dan senantiasa selalu menjaga tali silaturahmi dengan siapa saja; sampai menjajal kemampuan menulis. Ya, syukur-syukur tulisannya bisa memberi inspirasi. Maklum, karena memang hobi, apa yang ditulis keluar begitu saja, hingga kadang terkesan tak karu-karuan... Bagiku menulis adalah suatu bentuk rileksasi dan sekaligus aktualisasi. Mau diapresiasi secara positif, alhamdulillah. Tapi kalo ada yang tidak berkenan, ya maafkanlah diriku... Hmm, kesannya kemaruk amet sih, apa-apa dilakoni... Meski kadang memusingkan tapi tidak bisa dipungkiri, sebenarnya aku happy menjalaninya. Betapa berinteraksi dengan banyak orang dengan berbagai karakteristik kepribadian, menjadi semacam obat stres bagiku setelah berkutat dengan pekerjaan rumah tangga dan mengurus anak-anak. Aku cukup beruntung karena tidak berada dalam posisi wanita karir, yang kadang mangharuskan untuk memprioritaskan pekerjaan ketimbang keluarga. Aku punya waktu yang fleksibel, yang tidak mengharuskanku bersikap kaku terhadap waktu. Tidak ada atasan yang selalu menuntut target. Aku bisa melakukan apapun yang kumau, apapun yang aku suka... Hehehe. Maaf, bukan bermaksud mengdeskreditkan dan membuat iri teman-teman yang kebetulan memutuskan untuk berkarir loh. Toh banyak juga kisah ibu-ibu rumah tangga yang tidak seberuntung aku, terkungkung dalam rumahnya, tidak bisa beraktualisasi diri dan memanfaatkan potensinya untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang banyak. Tapi itu semua adalah pilihan. Dan yang terpenting adalah ridho suami, anak-anak dan orang tua. Kalo suami tidak mengijinkan, mau bagaimana lagi. Yang penting tetap berbuat yang terbaik dalam hidup ini lah pokokmen... Bukankah sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang banyak... Meski yang diberi manfaat hanyalah suami dan anak-anak... Hehehe.

Waduh, sampai dimana ini, kok ngelantur ga karu-karuan... OK, mari kita lanjutkan... Dalam menghadapi hidup, tak jarang banyak kerikil dan batuan-batuan cadas yang menghujani kehidupan kita. Yakin deh, hidup tak selamanya mulus. Pasti selalu saja ada kejadian-kejadian yang menimpa, juga orang-orang yang tidak selalu selangkah, selaras dan satu tujuan dengan kita. Uhh, emang ya, begitu mudahnya mengeluh. Hanya masalah sepele seperti ini jadi stres, badan kaku-kaku dan pegel-pegel, rasanya seperti sudah mendapatkan cobaan yang terberat dalam hidup. Menjadi orang yang paling menderita sedunia... Padahal, cobaan dan ujian hidup ga ada habis-habisnya loh... Tinggal bagaimana menyikapinya... By the way, setiap orang pasti akan mendapatkan cobaan hidup yang sesuai dengan kemampuannya loh...

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan/ujian kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan 'Inna Lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun'. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” <QS Al Baqarah [2]: 155-157>

Jadi kesimpulannya, buat apa susah, buat apa susah, susah itu tak ada gunanya... Hehehe. Maafkan atas tulisanku yang sekali lagi tidak karu-karuan ini ya... Ceritanya curhat neh... Kadang kita sering merasa kalo hidup kita itu sudah yang paling susah sedunia, kita merasa menjadi orang yang paling menderita sedunia. Jangan selalu melihat ke atas, tapi lihatlah ke bawah... Masih banyak orang-orang yang tidak seberuntung kita. Tapi mereka tetap bersemangat menjalani hidup ini dan selalu kelihatan hepi... Contoh dong mereka!!!

 Sebelum tulisan ini diakhiri, mengutip ayat dari QS Ar Rahman yang diulang berkali-kali:
"Fabi ayyi aaalai robbikumaa tukadzdzibaan... Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan..."

Yup, maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan... Menghitung nikmat yang sudah Alloh berikan selama ini , subhanalloh, tak akan bisa kita beberkan satu per satu. Begitu banyak dan luar biasa. Maka mengubah semua paradigma, pandangan dan pola pikir tentang hal-hal negatif yang selama ini terjadi dalam hidup kita, bisa membuat hidup ini akan terasa lebih hidup dan hidup lagi... Buang jauh-jauh prasangka... Syukuri apa yang ada... Daripada pusying-pusying memikirkan apa yang sedang terjadi, padahal sebenarnya hidup itu ga susah-susah amat, lebih baik kita berdendang dan menertawai hidup kita saja... Tiba-tiba teringat sebuah lagu (yang katanya ternyata adalah juga merupakan sebuah lagu daerah yang berasal dari Jambi...), yang pernah populer dan dinyanyikan oleh '3 Anak Manis' bertahun-tahun silam, yang merepresentasikan dan menggambarkan suasana hatiku yang sedang pusying saat ini... "TERORET JUNGKIR BALIK... TERORET JUNGKIR BALIK..." (Padahal videoklipnya bercerita tentang topeng monyet loh...) Huahahaha...
    • Iip Rahmat Illahi Dawa bgt jungkir balike.. He he he..
      February 19 at 2:56pm · 
    • Handari Indrawati hmm...mbayangin aj puyeng,kl ngrasain ya pantesan jungkir walik
      February 19 at 3:45pm · 
    • Edelyne Veronia Oehmke he..he...bener....Sip...setuju....
      February 19 at 4:09pm · 
    • Tenny Widiana Betul sekali...di waktu morning adalah waktu dimana diriku jg bisa bertanduk ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ "̮ ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ "̮ ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ "̮ terutama klu membangunkan anak wedhokku, utk menghindari tandukku muncul,maka ku tugasi sang ayah lah yg membangunkan anak2 jika tdk sdg dinas luar. اَلْحَمْدُلِلّه sdh kuterapkan dan hslnya äķυ tdk bertanduk loh Pi.
      February 19 at 4:43pm · 
    • Isyana Sastrowidjojo Ikutan jungkir balik nih bacanya.. Hahaha.. Mantabff... Two thumbs up for supermom... :D
      February 19 at 5:08pm · 
    • Desy Sagitarini hehe.. problema ibu2 IRT.. dimana2 sama
      February 19 at 5:09pm · 
    • Agnes Dwi Alamsari Debby 
      Viva Mommies... ! Hihihi.. Ehm.. Nana.. Ibu Ipi kita jadiin guest star @ Hot Mommy gimana ?? Hahahaha..
      Saat membaca dan mengomentari catatan insapiratif ini, daku baru masuk rumah setelah bertugas di Sabtu Weekend..ada Peresmian Jalan Aspal Swadaya oleh Bupati,di sebuah desa di Adipala. Yang harusnya libur..aku berangkat jam 11..pulang jam 6 sore..resiko bertugas di Protokol yang “diteror” acara dinas..apalagi Babeh lagi pencitraan untuk pencalonan kembali Beliau sebagai Kepala Daerah..hahaa..tapiii..sebelum kutinggalkan rumah, urusan uda beres. Masak buat suami en anakku,clear..anter jemput Nathan di TK,udaah..mendelegasikan pekerjaan rumah ke Mbak Sum dan Mbak Ngapiyah juga beress..ehe..sama ya di belahan bumi manapun seorang Mommy pasti sibuk..so.. Mommy-mommy jaga kesehatan jiwa dan raga,ya..kalo ada masalah diskusikan sama pasangan hidup dan atau sahabat dan keluarga..jangan lupa sediain waktu buwat manjain diri ( daku masi sempet ke salon urus rambut,wajah,kulit,seluruh body deh..daaan..karena maniak tas dan sepatu maka aku juga mengalokasikan me time buwat nambah koleksi 2 benda itu sampe 1 kamar di rumah dijuluki Butik oleh suamiku..xixixi..trus berburu buku juga..main laptop ato komputer en online sampe pulsa bengkak juga cukup menghibur.. ).. Wanita Wirausaha menurutku lebih berat secara ada banyak nafkah bergantung pada dirimu kan Pi.. Salut deyh..ditunggu Note selanjutnya.. Keep on sharing great things !
      February 19 at 5:29pm ·  ·  1 person
    • Agnes Dwi Alamsari Debby 
      Oups..ralat..di atas daku menulis insapiratif..kudune inspiratif..hehehe..
      Nambahin lagih..sejungkirbalik apapun jangan lupa servis buwat suami juga kudu te-o-pe karena (maaf kalo terlalu vulgar) jika kebutuhan alias nafkah batin lancar maka keharmonisan en kebahagiaan keluarga akan mengikuti..setuju Bapak-bapak ?! Wakakakaa.. Pokokna secapek apapun daku dengan kesibukanku, always cantik seksi en fresh ketika bersama suami..jangan kebalik yah..mau keluar rumah sih dandan abis tapi di rumah dandan ala kadarnya..hihihi..pokokna kalu berburu benda fashion juga tak lupa beli baju “pribadi” sesuai selera my hubby..karena pria `kan makhluk visual..bgm pun akan termanjakan oleh pesona visual..hehe..so..perfect di luar,perfect di dalam..hahayy..
      February 19 at 5:41pm · 
    • Aya Zahra wah..bacanya jg ikut jungkir balik..mdh2n Alloh selalu memberikan kemudahan utk kita semua sebagai IRT. Hebat ceritane Pi..sing penting tetap trs mensyukuri apa yg ada..he..he..
      February 20 at 6:06pm · 
    • Ratih Hernawati Aq no comment lah,setiap orang unik dengan segala kegiatannya.Yang penting bisa enjoy dan bagi waktu antara pekerjaan dan keluarga
      February 20 at 6:41pm ·  ·  1 person
    • Isnantyo A. Widyatmiko no comment lah...mbok di paido...hahahaha...
      February 20 at 8:41pm · 
    • Aazocco Sedunia hehehehehe........jd kgn ama naja....
      March 1 at 12:20pm · 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar