Sabtu, 07 Mei 2011

MENDIDIK TANPA TERIAKAN DAN PUKULAN

by Sipti Amari on Friday, February 5, 2010 at 9:04pm



Hari ini terasa amat begitu berat bagiku. Untuk kesekian kalinya,aku gagal membujuk Nadyne,si sulungku,untuk berangkat sekolah... Silakan tersenyum sinis padaku... What kind of mother I am... Membujuk anak ke sekolah aja tidak bisa... Tapi memang begitulah yang terjadi. Sejak awal bersekolah di TK kecil,seingatku,hanya 2 minggu pertama saja Nadyne antusias bersekolah. Setelah itu,setiap pagi aku harus sport jantung membujuknya ke sekolah. Dan jika sudah kewalahan,akhirnya Nadyne kuperbolehkan tidak bersekolah,dengan syarat harus mengerjakan soal-soal latihan dan tidak diperbolehkan menonton acara TV kesukaannya. Dia tidak keberatan,malah kelihatan enjoy. Padahal soal-soal yang harus dikerjakannya lumayan banyak dan jawabannya ternyata benar semua. Entah apa yang ada dalam pikirannya. Setelah itu dia akan bermain dan sibuk sendiri seharian penuh. Sungguh,sampai saat menulis note ini,kepalaku masih terasa nyut-nyutan... Cara apa lagi yang harus aku lakukan agar Nadyne mau dan bersemangat ke sekolah. Karena semakin dipaksakan,dia semakin menolak untuk ke sekolah. Pfff... Kesabaranku memang sedang diuji...

Beberapa waktu yang lalu aku sempat hadir dalam suatu seminar yg bertajuk "MENDIDIK TANPA TERIAKAN DAN PUKULAN",yg diadakan oleh sekolah tempat Nadyne menuntut ilmu,dengan pembicara Ery Sukresno,sorang psikolog,yg namanya sudah tidak asing lagi,dan sering menjadi pembicara,nara sumber dan kolumnis masalah pendidikan dan perkembangan anak di berbagai media cetak. Aku mencoba menuliskan beberapa poin penting,ditambah beberapa catatan yg dambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat,terutama bagi diriku. Karena dengan menuliskannya,semoga dapat terus aku ingat dan laksanakan. Aamiinn...

******

Setiap orang tua pasti berharap memiliki anak yang baik,patuh,berprestasi,membanggakan,sholeh,disiplin,rajin dan hal-hal postif lainnya. Dan salah satu tantangan terbesar bagi orang tua adalah mendisiplinkan anak. Tugas orang tua adalah membimbing,memberi kasih sayang, dan memberi bantuan bagi anak agar anak dapat mengendalikan dorongan dalam dirinya. Meski bukan perkara mudah,namun jika kita kita mengetahui apa arti disiplin itu,maka mendidik anak tidaklah sesulit yg dibayangkan. Hehe... Benarkah???

Disiplin adalah melatih anak untuk dapat mengandalikan dorongan dari dalam dirinya sehingga tercapai tujuan tg mulia. Mendidik dan mendisiplinkan anak tidak sama dengan menghukum. Tujuannya adalah menjadikan anak BAHAGIA dan PRODUKTIF (memberikan hasil karya nyata bagi kehidupan ini). Ada beberapa cara yg bisa dilakukan untuk mendisiplinkan anak.

Pertama,MULAILAH DENGAN ATURAN
Anak membutuhkan keteraturan dalam hidup. Untuk itu,orang tua perlu membuat aturan di rumah. Anak perlu memahami aturan,apa yang terjadi ketika aturan dilanggar dan juga apa yg terjadi jika anak mengikuti aturan. Buatlah 4-5 aturan,yg sebaiknya ditulis dalam bentuk kalimat lengkap,kemudian tempelkan di tempat yg semua anggota keluarga dapat melihat,termasuk anak yg masih kecil. Meski mereka belum dapat membaca,tp mereka dapat memahami maksud dari tulisan itu adalah aturan.

Kedua,MEMBERIKAN KONSEKUENSI SAAT ANAK MELANGGAR ATURAN
Diantaranya: mengambil hak anak,memberikan tugas yg tidak dikerjakan anak,memberikan waktu untuk berpikir. Contoh ini merupakan konsekuensi dari sanksi hal-hal yg tidak dilakukan anak. Lakukan tanpa berteriak atau memukul. Ketika anak masih kecil,orang tua sebabaiknya konsisten dengan konsekuensi yg diberikan pada anak. Setelah besar,orang tua dapat berkomunikasi dengan anak,anak pun sudah dapat memilih apa yg akan dikerjakan.

Ketiga,MELAKUKAN DISKUSI KELOMPOK SETIAP AKHIR PEKAN
Diskusi anatar orang tua dan anak ini dilakukan untuk menyampaikan hal-hal yg sudah disepakati. Orang tua memimpin diskusi untuk menyelesaikan beberapa pelanggaran yg dilakukan oleh anak,juga menjelaskan mengapa meberikan konsekuensi pada perilaku yg melanggar aturan. Orang tua dan anak juga dapat berdiskusi tentang kesepakatan baru apa yg dapat disepakati untuk dilakukan agar tidak terjadi pelanggaran aturan. Dan ada baiknya jika dilaksanakan bersamaan dengan pembagian uang saku untuk anak-anak.

KETIKA ANAK MENGIKUTI ATURAN orang tua sebaiknya TIDAK MEMBERIKAN HADIAH tapi MEMBERIKAN PENGHARGAAN ATAS USAHA YG DILAKUKAN. Misalnya dengan memberikan ciuman atau pelukan.
Orang tua boleh memberikan kesenangan setelah anak berusaha melakukan yg terbaik sesuai dengan kemampuan anak atau merayakan keberhasilan anak. BANTULAH ANAK UNTUK MELAKUKAN SESUATU KARENA DIA SENANG MELAKUKANNYA,BUKAN KARENA TAKUT DIHUKUM ATAU MENDAPATKAN HADIAH.

Kebanyakan orang tua mengharapkan anaknya mandiri. Anak yg mandiri tidak selalu menuruti apa kata orang tuanya,tapi mereka akan bertanya. Pertanyaan dari anak bukan merupakan sikap melawan,tapi mencoba memahami apa keinginan orang tua. Hadapilah dengan sabar dan kreatif.

Anak terlahir dengan kondisi baik. Ada banyak potensi dalam diri anak yg perlu digali. Anak sebenarnya hanya membutuhkan bimbingan dan disiplin agar tahu bagaimana seharusnya berprilaku baik dan memberikan bantuan agar tahu apa yg terbaik bagi dirinya. Disiplin dan bimbingan kepada anak lebih baik daripada pukulan atau teriakan. Anak akan berkembang lebih baik jika orang tua lebih banyak mendidik,mengajarkan,daripada menghukum.

Usia 3 tahun anak sudah dapat berbicara dan mendengar alasan mengapa dia boleh dan tidak boleh melakukan sesuatu. Anak sudah dapat memahami aturan dan konsekuensi. Anak usia 7 tahun ke atas membutuhkan penghargaan atas kemampuannya mengendalikan dirinya. USAPAN DI BAHU,PELUKAN atau cara lainnya dapat diberikan pada anak yg lebih besar. HINDARI MENGGUNAKAN ALAT ATAU TANGAN UNTUN MEMUKUL ANAK. Metode menghukum akan merusak harga diri anak,membangun rasa dendam pada anak dan memberikan masalah di masa depan anak.

ANAK ADALAH ANAK DAN AKAN TETAP ANAK PADA WAKTUNYA. ANAK BUKAN ORANG DEWASA MINI. Perhatikan minat anak,hormati minat anak dan berikan kesempatan pada anak untk mendapatkan pemahamannya sendiri. Jangan terlalu cepat memberi tahu,menjelaskan atau memberi intruksi pada anak. Anak ingin melakukan penyelidikannya sendiri. Hindari memperbaiki gambar atau lukisan anak. Orang tua cukup memberikan peralatan dan perlengkapan yg dibutuhkannya,juga tempat yang aman dan nyaman bagi anak untuk bereksplorasi. Orang tua tidak perlu terburu-buru mengajarkan dan memperbaiki kesalahan anak. NIKMATI DAN AMATI APA YG DILAKUKAN ANAK.

(Bersambung...)



 ·  · Share · Delete

(BAGIAN KEDUA)


by Sipti Amari on Saturday, February 6, 2010 at 11:57am

Mau tau hasil pasca seminar itu? Bisa ditebak kan,GAGAL TOTAL!!! Hahaha... Seperti biasa,jika mengikuti suatu seminar atau pelatihan tentang pola asuh,pendidikan dan perkembangan anak,yg ada hanya 2 hari saja aku bisa bertahan menerapkannya. Selebihnya akan kembali lagi pada kebiasaan semula. Tidak mudah memang... Teorinya sepertinya mudah,tapi prakteknya,luar biasa susahnya. Anehnya lagi,Nadyne bukannya menjadi semakin menurut,tapi justru semakin tantrum,mudah marah,dan meledak-ledak.

Dalam sesi tanya jawab,aku berkesempatan untuk mengajukan suatu pertanyaan. "Anak saya,Nadyne,kelas 2 SD,akhir-akhir ini susah sekali kalau disuruh sekolah. Setiap pagi,saya dan suami benar-benar kerepotan dengan tingkah lakunya. Kebetulan saya baru memiliki bayi. Ketika saya tanyakan,sebenarnya apa sih yang diinginkannya supaya mau ke sekolah,dia meminta supaya dia diperlakukan seperti adik bayinya. Tentu saja tidak mudah bagi saya dan suami untuk memenuhi keinginannya,apalagi pembantu rumah tangga kami juga belum datang. Kami benar-benar dibuat repot. Hingga beberapa kali akhirnya saya memberikan 'time out' atau keleluasaan baginya untuk tidak bersekolah,dengan memberikan beberapa persyaratan,seperti mengerjakan latihan soal-soal dan tidak diperbolehkan menonton TV. Dia menurut,setelah itu dia akan sibuk bermain-main sendiri. Pertanyaan saya,solusi apakah yg harus saya lakukan,dan apakah boleh sekali-kali melakukan'time out' dengan membiarkannya tidak bersekolah,mengingat akhir-akhir ini dia juga kelihatan terbebani dengan tugas-tugas sekolahnya?"

Dengan santainya Ibu Ery menjawab,"Solusinya adalah dengan memberi perhatian baginya seperti ibu memperlakukan adiknya. Jadikan dia berarti dan merasa diperlukan dalam keluarga ibu. Dan jadikan kecerian di setiap pagi hari,agar anak merasa berbahagia selama di sekolah. Mengenai pemberian 'time out',boleh-boleh saja dilakukan,asal ibu juga konsekuen,baru memperbolehkannya bermain setelah dia selesai mengerjakan tugas-tugasnya. Kalau biasanya dia pulang jam 1 siang,ya ibu beri dia tugas sampai jam 1 siang." Ooo... Begitu...

Ternyata banyak anak yg datang ke sekolah dalam kondisi tidak bahagia. Penyebabnya salah satunya karena banyak orang tua yg tidak menyadari betapa pentingnya membuat pagi hari ceria agar anak-anak berbahagia saat di sekolah. Jeritan seorang ibu yg membangunkan anaknya yg kemudian berganti dengan kata-kata omelan yg membosankan membuat pagi menjadi suram. Begitu yg tertulis dalam buku "27 Cara Menangai Emosi Anak" yg ditulis oleh Kak Dodo dan Kak Ilham,terbitan Luxima.

Memang kuakui akhir-akhir ini aku kurang memberi perhatian pada Nadyne,karena fokus dengan si kecil. Dulu aku pikir,aku memberi Nadyne adik saat dia bersekolah di SD,dengan harapan supaya dia bisa ikut membantu mengasuh adiknya. Toh menurut buku yg pernah aku baca,salah satu keuntungan jarak kehamilan yg cukup jauh adalah si kakak nantinya bisa membantu menjaga adiknya. Tapi memang tidak sepenuhnya benar. Awalnya dia memang terlihat happy ketika baru memiliki adik. Tapi lama-lama dia mungkin baru tersadar ternyata semua orang lebih menyayangi adiknya. Bahkan tak jarang dia mulai menyakiti adiknya,entah sekedar membentak,mencubit bahkan memukul adiknya.

Pfff... Tak mudah memang membesarkan anak. Apalagi mengajarkannya berdisiplin. Banyak orang yg beranggapan,mendisiplinkan anak adalah dengan hukuman. Banyak orang tua yg berpikiran bahwa mengurus anak itu harus keras,agar orang tua tidak mudah dilecehkan oleh anaknya. Ayah dan ibu adalah pusat komando,dan anak tidak pantas untuk dimintai pendapat.

Pola asuh yg aku terapkan saat ini tidak terlepas dari apa yg dilakukan oleh kedua orang tuaku semasa aku kecil. Aku terbiasa dipukul,dimaki bahkan dilecehkan oleh orang tuaku. Tidak pernah sekalipun aku merasakan sentuhan bahkan pujian dari orang tuaku. Tapi ternyata aku bisa bertahan. Aku merasa diriku tumbuh sebagai manusia yg kuat dan tangguh. Akhirnya aku mencoba menerapkannya pada anakku,tapi hasilnya gagal total. Anak sekarang memang tidak mempan dikerasi. Hukuman yg bersifat pukulan atau makian justru dapat merusak harga diri anak,membuat anak menjadi bermasalah bahkan membangun rasa dendam anak terhadap orang tua.

Nasi sudah menjadi bubur... Banyak kesalahan yg aku dan suamiku lakukan terdapat Nadyne,hingga menyebabkannya tumbuh menjadi anak yang cengeng,tantrum dan pemarah. Belum lagi berbagai pertentangan dalam pola asuh antara diriku versus suamiku,ataupun dengan orang tuaku. Maklum,Nadyne adalah cucu pertama,yg otomatis memperoleh limpahan kasih sayang yg berlebih dari nenek-kakeknya. Lalu bagaimana solusinya?

Sal Severe,Ph.D,seorang psikolog dari Catrwright School Distric,Phoenix Arizona,Amerika Serikat mengatakan bahwa:
"Orang tua seringlah memberikan energi positif berupa perkataan atau tindakanyg membuat anak menjadi percaya diri dan tidak memilih menangis. Kata-kata positif adalah cara yg efektif. Anak-anak percaya apa yg dikatakan pada mereka. Anak-anak bertindak sesuai harapan. Kalau kita memusatkan perhatian pada sifat-sifat positif,kita akan membina sifat-sifat positif yg lebih kuat. Gunakan pujian dan dorongan yg mengajarkan anak-anak untuk menghargai dirinya sendiri."

Benar juga... Kuakui selama ini aku jarang sekali melihat hal-hal positif dalam diri anakku. Padahal dia memiliki begitu banyak potensi yg bisa dibanggakan. Nadyne cerdas,kreatif,kritis... Mengapa aku hanya memperhatikan hal-hal negatif yg ada dalam dirinya?

Aku harus mulai dari awal lagi. Tidak mudah mengubah kepribadian yg sudah terbentuk selama beberapa lama. Ya,sekali lagi aku harus mencamkan baik-baik apa yg telah diucapkan Imam Al Ghazali bahwa:
"Anak adalah amanat bagi orang tuanya,hatinya bersih,suci dan polos. Kosong dari segala ukiran dan gambaran. Anak akan selalu menerima segala yg diukirnya,dan akan cenderung terhadap apa saja yg mempengaruhinya. Maka apabila dia dibiasakan dan diajarkan untuk melakukan kebaikan,niscaya akan seperti itulah anak terbentuk. Sehingga kedua orang tuanya akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sang anak akan menjadi orang yg terdidik. Namun apabila si anak dibiasakan untuk melakukan kejahatan dan diterlantarkan bagaikan binatang liar,sengsara,dan celakalah dia. Dosanya akan ditanggung langsung oleh kedua orang tuanya sebagai penanggung jawab dari amanat Alloh."

Anak adalah amanat Alloh... Anak adalah titipan Alloh... Kalimat ini harus terus aku camkan dalan setiap sikap dan perbuatanku agar aku tersadar bahwa,mendidik anak tidak hanya sekedar memberi penghargaan atas segala kebaikan yg telah dilakukannya ataupun memberikan hukuman atas kesalahan yg telah dilakukannya. Tidak perduli kalau saat ini orang sering mencap Nadyne sebagai anak yg cengeng,nakal,tidak bisa diatur. Meski tidak terima,jangan pernah terbersit sedikitpun oleh lisanku untuk mengatakannya. Aku harus bisa menahan diri untuk mengucapkannya ataupun membatinnya di dalam hati. Aku takut Alloh akan meng-ijabah ucapanku. Karena bisa jadi ucapan seorang ibu adalah doa,terutama dalam keadaan marah justru akan dikabulkan Alloh.

Dalam setiap doaku tak pernah lupa aku panjatkan agar kelak nantinya anak-anakku menjadi anak-anak yg sholeh,berbakti pada kedua orang tuanya,bermanfaat bagi orang banyak,dan mengamalkan ilmunya dengan sebaik-baiknya,serta doa-doanya akan selalu menyertaiku di alam kubur nanti.

"Ya Tuhan kami,jadikanlah kami berdua sebagai orang yg tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yg tunduk patuh kepada Engkau" (QS Al Baqarah:128)

"Ya Tuhanku,berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yg baik,sesungguhnya Engkau Maha Pendengar Doa" (QS Al Imran:38)

"Ya Tuhanku kami anugerahkan kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami,dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yg bertakwa" (QS Al Furqon:74)

"Ya Tuhanku,tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat yg telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal sholeh yg Engkau ridhoi,berikanlah kebaikan kepadaku dengan memberikan kebaikan kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yg berserah diri" (QS Al Ahqaf:15)

Semoga Alloh senantiasa menjadikan anak-anak kita sebagai anak-anak yg sholeh,dan juga memberikan kesabaran dan keikhlasan kepada kita semua sebagai orang tua untuk mendidik anak-anak kita dengan sebaik-baiknya perlakuan. Aamiinn... Semoga bermanfaat dan memberikan pencerahan...


Isyana Sastrowidjojo
Wuri DamayantiHandari Indrawati and 5 others like this.

    • Anie Susan Knp ya jenk klo suami aq mrhin/nyubit ank aq suka ga trima.wajar ga sih?pdhl aq jg sering mrhin ank q..
      February 6, 2010 at 12:15pm via Facebook Mobile · 
    • Rosalina Agustin Avianti 
      sudah mencari tahu kenapa nadyne gak mau sekolah pi? siapa tau ada teman yg suka nakalin dia di sekolah,atau ada guru yg gak dia sukai,atau mungkin suasana sekolah yg dia gak cocok,mungkin karena jauh,atau ngebosenin.umur berapa sih nadyne? ya kita inget2 jaman dulu pas kecil juga aku pernah ngalami namanya males kesekolah,gara2nya dulu ada temen (SD) yg nakalnya minta ampun,sukanya main pukul,ngegangguin,dulu juga sering digodain sm anak SMP/SMA samping sekolah gitu,jd dulu aku sempet bete bgt,kl berangkat/pulang pasti deg2an.dulu juga ada guruku yg sukanya main pukul,ngomongnya kasar,gak pantes bgtlah,namanya anak kecil,murid,ya cuma bisa nangis mengkeret..jd belajar gak enjoy..malah ketakutan..tp ngadu sm ortu pas itu gak ada tanggepan..hihi..masa kecil kita sama pi..makanya jgn terulang ke anak2..palagi dulu papaku meninggal pas aku SMP,jd semakin seringlah aku&adik2 jd sasaran frustasinya mama..tp ya udahlah..
      sabar ya..kan dirimu kuat&tangguh,sekarang lg dites sm anak sendiri,seberapa tangguh&kuatkah dirimu?? buktikan!! :P
      February 6, 2010 at 12:17pm · 
    • Agnes Dwi Alamsari Debby 
      berguna juga buatku tuh, yang sering berantem sama Nathan kalo dia mau sekolah..dan iya deh..ngaku .. ngaku deh aku..emang kalo diajak "ribut" sama anak ya akunya lebih temperamental lagi nanggepinnya..palagi aku juga diburu waktu buat brangkat kantot, suami juga, Si Mbak Pengasuh sama Pak yang nganterin biasanya tau beres, pokoknya Nathan dah rapi, siap pergi, baru deh mereka 'beraksi'. Huru-hara pagi pasti terjadi...tapi...emang bener advis dalam seminar itu suasah dipraktekkin..hm...tapi tentunya bukan berarti impossible yaa...
      Thank's Ipi.. ♥
      February 6, 2010 at 12:24pm · 
    • Sipti Amari 
      Ani... Sama lah bu... Kemarin pas Nadyne mogok sekolah,dia 'dihajar' habis2an sama mbah kakungnya. Berkali-kali dijewer n dicubitin. Aku malah disalahin karena ga bisa didik anak. Anak itu sekali-kali harus dikerasin biar nurut,katanya. Pdhal suamiku aja nggak pernah kasar sama anak. Yg bikin pusing,ibuku jg ikut2an marahin aku. Katanya aku terlalu kasar sama anak. Anak itu jangan dibentak,disayang,dibelai-belai. Pdhal dulu aku nggak pernah digituin. Hehehe. Mumet mbok... Aku sampai nangis,bingung harus bagaimana.
      Rosa... Anakku sebelum sekolah sudah aku kenalin dengan konsep semi home-schooling. Jadinya keterusan keenakan belajar di rumah. Hehehe.
      February 6, 2010 at 12:25pm · 
    • Desy Sagitarini 
      Salut sama Ipi yang masih rajin mengikuti seminar demi perkembangan dan kemajuan anak ...

      Buatku kamu seorang ibu yang luar biasa perhatian kepada anak (Nadyne) ... terus berjuang dan berusaha agar Nadyne tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yg membanggakan …. InsyaAllah…

      Menurut aku ketika anak mogok sekolah pasti ada sebabnya ... seperti yg sdh Ipi tulis karena cemburu pada adik ...
      hmm ... mungkin dia mencari perhatian dari orang2 yg dulunya sangat menyayanginya (walaupun sebenarnya rasa sayang ortu sama, antara kakak dan adik tp dia merasakan adanya pesaing dalam hidupnya yaitu adiknya) ....
      Banyak2 diajak diskusi aja dgn bahasa yg bisa dipahami Nadyne ... biarkan dia bercerita apa yang dirasakannya dan kalau bisa tanpa ada adik disitu sehingga dia merasa istimewa didengarkan dan diperhatikan setelah itu arahkan dia ke hal2 yg positif ... insya Allah pasti ada jalan keluarnya ...

      Jujur ... aku pun masih belum tau apa-apa tentang pengasuhan anak ... tapi setidaknya kita bisa berusaha agar anak-anak kita bahagia ….
      Lindungi dan sayangi … sebesar rasa sakit saat melahirkannya …
      just sharing sesama ibu2 yang sangat mencintai buah hatinya ....
      February 6, 2010 at 1:46pm · 
    • Winda Astuti 
      nice note, thank you so much for sharing sip...pengetahuan yang sangat berharga...pengalamanku dengn jiro ketika awal dia kesekolah krn selama diindo dia nggak mau sekolah...memang masa2 yang berat buat kami, sampe setiap malam kami bertahajud dan jiro menjadi doa utama kami, tapi alhamdulillah banget teachernya sangat tau tentang jiro dan latar belakangnya, aku sendiri nggak begitu paham apa yang mereka lakukan sampai anakku Alhamdulillah betah banget disekolah sampe kadang susah disuruh pulang...Alhamdulillah, dan tentang pagi itu..aku setuju banget emang kita harus buat dia happy disaat pagi...begitu dia bangun emang aku khusus untuk merawat moodnya...
      February 6, 2010 at 3:57pm · 
    • Winda Astuti Amiin..sip..do the best for our next generation..kita orang yang progressive...insya Alloh kita bisa...
      February 6, 2010 at 4:00pm · 
    • Ika Anda Marie 
      good note....tq jg sharingnya.. just sharing, walo yola skrg br 2taun, tp kami mulai menerapkan sistem "diskusi" ma dia. Jd klo kami nglarang dia nglakuin sesuatu, kami kudu siap dg argumen yg bisa dia terima. ga gampang emang utk menerangkan ke anak umur segitu. aku sendiri emang lbh ga bisa jaga esmosi dibanding suamiku, tp aku te2p berusaha diskusi ma yola. butuh kesabaran+ketelatenan eksta emang. kami jg berusaha menerapkan sistem "sahabat" utk hub kami-yola, jd posisi yola tdk di bwh kami tp sejajar... ya smuanya emang perlu proses+pembelajaran... tq ya pi, sharingnya...
      February 7, 2010 at 10:58am · 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar