Sabtu, 07 Mei 2011

ANAK BELAJAR DARI KEHIDUPANNYA (SEBUAH PENGAKUAN)

by Sipti Amari on Monday, December 28, 2009 at 11:24am



Beberapa hari yg lalu,saat membuka lemari koleksi buku-bukuku,tiba-tiba mataku tertuju pd sebuah buku tulis besar seukuran folio yg letaknya agak menjorok di pojokkan. Buku itu sepertinya sudah bertahun-tahun tidak aku buka dan baca-baca. Buku bersampul gambar bunga-bunga yg didominasi warna coklat dan bertuliskan floral ini bisa dibilang adalah buku diary-ku saat waktu kuliah dulu. Isinya macam-macam. Mulai dari rencana kegiatanku selama setahun,refleksi diri,resensi film (Titanic n My Bestfriend's Wedding),vocabulary kata-kata bahasa Inggris yg belum aku hapal,nama-nama temenku dari lahir sampai kuliah beserta biodata dan ciri-ciri fisiknya (maksudnya biar ga lupa. Tp,amazingly most of them now,registered as my friends in facebook,setelah bertahun-tahun ga ada kabar beritanya...),puisi-puisiku,lirik-lirik lagu kesenanganku,quotations dari orang-orang sukses,tulisan-tulisanku,sampai daftar nilai IP-ku ... Ternyata dulu aku kurang kerjaan banget ya,sampai iseng nulis sebanyak itu. Hehehe.

Kubuka lembar demi lembar. Mataku terhenti pada sebuah tulisan yg dulu aku kutip dari salah satu buku pegangan semasa kuliah. Aku lupa buku apa itu. Sebuah tulisan dari Dorothy Law Nolte,judulnya
"CHILDREN LEARN WHAT THEY LIVE"

Jika anak dibesarkan dengan celaan,ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan,ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan,ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi,ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan dorongan,ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian,ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan,ia belajar keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman,ia beajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan dukungan,ia belajar menyenangi dirinya
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan,ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan

Saat pertama kali membaca tulisan itu,aku langsung mencatatnya. Aku bertekad untuk menerapkan apa yg dituliskannya saat mendidik anak-anakku kelak. Tulisan ini menjadi semacam rujukan dan pedoman dalam menerapkan pola asuh terhadap anak-anakku nantinya. Aku ingin menjadi orang tua yg bisa menjadikan anak-anakku manusia-manusia yg bisa mengendalikan dan membawa dirinya sebaik-baiknya,penuh percaya diri,bisa menghargai orang lain,selalu bersikap adil,menyenangi dirinya hingga akhirnya belajar menemukan cinta dalam kehidupannya...

Pikiranku menerawang jauh ke masa silam. Seandainya orang tuaku dulu membaca apa yg dituliskan oleh Dorothy,sepertinya masa kecilku akan terasa lebih indah lagi. Kuakui,masa kecilku sangat membahagiakan. Aku memperoleh apa yg anak-anak lainnya dapatkan,melakukan berbagai permainan,menonton film-film yg sedang trend,mengunjungi berbagai objek wisata,mencoba berbagai makanan,minuman dan jajanan yg enak-enak... Masa kecil yg menyenangkan tentunya. Tp tak ada yg tahu isi hatiku ini. Ada yg selalu mengganjal dalam diriku,apalagi kalau bukan perlakuan orang tuaku terhadapku. Ternyata teman-temanku juga banyak yg diperlakukan sama. Celaan,cemoohan,penghinaan bahkan juga tindak kekerasan,sepertinya bukan hal yg asing dilakukan orang tua terhadap anak,bahkan tak jarang guru-guru pun melakukan hal yg sama. Dorongan,semangat,motivasi,pujian,dukungan adalah hal yg sepertinya sulit sekali dilakukan. Beruntunglah anda-anda yg tidak mengelami masa kecil seperti itu. Bagiku,perlakuan seperti itu sangatlah membekas dihati. Aku pun berjanji akan memperlakukan anak-anakku dengan sebaik-baiknya perlakuan. Aku tidak ingin seperti orang tuaku.

Hingga akhirnya aku berkeluarga dan memiliki satu anak,apa yg dituliskan Dorothy ini aku terapkan pada anakku. Pujian,dorongan,kata maaf,sepertinya begitu mudah aku lontarkan. Anakku pun tumbuh menjadi anak yg cerdas, penuh semangat,percaya diri,berani tampil,mudah bergaul,supel... Tapi entah kenapa,meski bertekad untuk selalu memperlakukan anakku dengan sebaik-baik perlakuan,selalu saja aku membentaknya,memakinya,saat dia melakukan kesalahan. Mulanya dia masih menurut padaku. Namun masa-masa dimana dia mulai sekolah,menjadi masa yg menegangkan. Mungkin karena melihat kelakuan teman-temannya yg sering menangis,memukul,mudah marah,dia jd ikut-ikutan. Kalau sedang berada diantara kerumunan orang banyak,aku bisa menahan sabar. Jaim dong. Hehehe. Tp saat tidak bersama orang lain,aku kerap menjewer,mencubit atau memukulnya. Dulu metode itu berhasil diterapkan orang tuaku padaku. Kalau sudah 'dihajar militer',begitu aku mengistilahkannya,aku akan diam,takut orang tuaku akan bertambah marah. Tapi ketika diterapkan pd anakku,yg ada dia malah semakin mengamuk dan menangis sejadi-jadinya. Ternyata nggak mempan... Siapa yg bisa menahan emosi ketika sedang dihadapkan pada situasi semacam ini. Kepala rasanya mau pecah menahan amarah. Ubun-ubun kepala ini rasanya seperti terbakar,saking panasnya... Astaghfirullohal'adiim... Setan apa yg sedang bergelayut dalam diriku. Apa yg tidak ingin aku lakukan seperti orang tuaku,ternyata aku sendiri melakukannya.

Berbekal berbagai buku,majalah dan tabloid tentang pola asuh dan perkembangan anak,aku jadi mengetahui apa kesalahanku. Salah satunya adalah dualisme pola asuh yg diterapkan antara aku dan suamiku, versus kedua orang tuaku. Anakku adalah cucu pertama bagi orang tuaku. Mereka kerap memanjakan anakku. Apa yg dilarang oleh aku dan suamiku justru diperbolehkan oleh orang tuaku. Anakku kerap mendapatkan apa yg diinginkannya,padahal bagiku,anak harus berprestasi dan berbuat baik terlebih dahulu untuk mendapatkan reward,dan banyak lagi pertentangan yg dilakukan. Kadang aku tidak terima dengan sikap orang tuaku. Dulu mereka begitu keras terhadapku dan adik-adikku,tp sekarang kenapa mereka begitu lunak??? Inilah yg membuat anakku akhirnya menjadi sulit diatur dan selalu ingin dituruti kemauannya. Kalau sudah begitu, aku akan memarahi anakku. Marah,marah dan marah... Itu yg selalu aku lakukan jika anakku sulit diatur. Astaghfirullohal'adhiim... Dalam sebuah buku yg pernah kubaca,di situ dituliskan," Termasuk kewajiban seorang istri (ibu) terhadap suaminya adalah mendidik anak-anaknya dengan sebaik-baiknya dengan penuh kesabaran,lemah lembut dan kasih sayang. Janganlah ia memarahi nak-anaknya di hadapannya,mendoakan kebinasaan atas mereka,mengutuk mereka atau merasa terganggu dengan keberadaan mereka,karena hal itu dapat menyakitinya dan barangkali Alloh mengabulkan kebinasaannya yg ditujukan pd mereka." Naudzubillahimindzalik... Ya Alloh,betapa hinanya diriku... Kenapa sabar dan ikhlas begitu sulit kulakukan???

Siapapun yg membaca catatan ini bisa menilai ibu yg seperti apakah diriku ini. Terserah anda akan menilainya. Aku akui aku masih punya banyak kelemahan dan kekurangan. Aku tidak akan menyalahkan kedua orang tuaku atas perlakuan yang pernah mereka perbuat terhadapku. Toh,bisa jadi mereka belajar dari perlakuan orang tua-orang tua mereka dahulu. Mereka belajar dari kehidupan mereka dahulu. Dan yg pasti,terkadang kita tidak menyadari kalau ternyata kita selu belajar dari apa yg kita lihat dari orang tua kita. Dalam beberapa kesempatan orang tuaku meminta maaf atas apa yg pernah mereka lakukan dulu. Mereka juga berulang kali mengingatkan agar aku jangan melakukan kesalahan seperti apa yg pernah mereka lakukan terhadapku dahulu.

Aku teringat dengan apa yg diucapkan oleh Imam Ghozali di sebuah buku yg pernah aku baca.
"Anak adalah amanat bagi orang tuanya. Hatinya bersih,suci dan polos. Anak akan selalu menerima segala yg diukirnya dan akan cenderung terhadap apa saja yg mempengaruhinya. Maka apabila dia dibiasakan dan diajarkan melakukan kebaikan,niscaya akan seperti itulah anak terbentuk. Sehingga kedua orang tuanya akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sang anak akan menjadi orang yg terdidik. Namun apabila di anak dibiasakan untuk melakukan kejahatan dan diterlantarkan bagaikan binatang-binatang liar,sengsara dan celakalah dia. Dosanya akan ditanggung langsung oleh kedua orang tuanya sebagai penanggung jawab dari amanat Alloh."

Yap... Anak adalah amanat. Anak juga adalah penolong ketika ajal kita telah dijemput. Rasululloh bersabda,
"Sesungguhnya Alloh tidak akan menambahkan umur seseorang apabila sudah datang ajalnya. Tapi tambahan umur adalah siapa yg diberi anugerah Alloh berupa anak yg sholeh yg selalu mendoakannya,maka doanya akan menyusul orang tuanya si alam kubur." <Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hakim dari Abi Darda r.a.>
"Apabila manusia telah meninggal,terputuslah amal perbuatannya,kecuali tiga hal,yaitu: amal jariyah,ilmu yg bermanfaat dan anak yg sholeh yg selalu mendoakannya." <Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairoh>

Aku berharap agar dalam mendidik anak-anakku aku senantiasa diberikan kesabaran dan keikhlasan. Mudah memang diucapkan,namun selalu saja sulit untuk dilakukan... Aku pun berharap agar teman-temanku sekalian selalu mengingatkan diriku jika kesabaran dan keikhlasanku mulat surut... Doa tak henti-hentinya aku panjatkan,agar anak-anakku kela menjadi anak-anak yg sholeh. Doa merupakan pancaran hati yg menggambarkan cinta dan kasih sayang. Rasululloh bersabda,
"Ada tiga doa yg pasti dikabulkan ole Alloh SWT, doa orang yg teraniaya,doa orang yang sedang dalam perjalanan dan doa orang tua untuk anaknya." <Diriwayatkan oleh Abu Huroiroh>

Anakku kini telah bertambah satu,dan selanjutnya mungkin akan bertambah lagi. Beban berat sebagai orang tua tentunya akan semakin bertambah. Belum lagi tuntutan jaman semakin membuat kita sebagai orang tua dituntut untuk menghasilkan generasi-generasi yg sholeh,namun tidak hanyut dalam persaingan duniawi. Kita pun tidak bisa begitu saja menjadikan mereka menjadi seperti apa yg kita inginkan.

Pernahkan anda membaca tulisan Kahlil Gibran yg berjudul "ON PARENTING"? Dia menuliskan,

Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yg rindu akan dirinya sendiri
Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu
Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu,tapi bukan pikiranmu
Karena mereka memiliki pikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh tapi bukan jiwa mereka
Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok,
yg tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti mereka,tp jangan coba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu
Engkau adalah busur-busur tempat anak-anakmu menjadi anak-anak panah yg hidup diluncurkan
Sang pemanah telah membidik arah keabadian,
dan ia merenggangkanmu dengan kekuatannya sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh
Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketkia ia mencintai anak-anak panah yg terbang,
maka ia juga mencintai busur yg telah meluncurkannya dengan sepenuh kekuatan

Setiap anak sudah memiliki masa depannya masing-masing. Dia akan selalu belajar dari kehidupannya di masa lalu untuk menjadi manusia yg lebih baik. Dan kita sebagai orang tuanya juga harus belajar menjadi tauladan bagi anak-anak kita,yg selalu mengajarkannya toleransi,dorongan,pujian,sebaik-baiknya perlakuan,rasa aman,dukungan,kasih sayang dan persahabatan agar nantinya kelak mereka menjadi manusia yg bisa menahan diri,penuh percaya diri,belajar menghargai,adil,dan selalu menebarkan cinta dalam kehidupannya... Semoga.


 ·  · Share · Delete
    • Indra Budi 
      Orang tua selalu menginginkan yg terbaik buat anaknya, saya pikir tidak ada metode yg salah, semua orang tua punya metode, tinggal kita bagai mana menganalisa metode tersebut, krn semua metode ada kelebihan dan kekurangan, bagaimanapun kita...See More
      December 28, 2009 at 12:14pm · 
    • Indra Budi 
      Sy malah berpikir, sy terlalu lama membebani ortu sy, sampai kuliah, seharusnya sejak saya SMA sy sudah mandiri, tp kenapa saat itu sy masih merepotkan mereka ? Penyesalan yg luar biasa sampai saat ini, dan sy yakin jika saat itu sy bisa mandiri, saat ini saya bisa melebihi "langkah" saya saat ini. Dan yg menjadi beban lagi, dan pertanyaan besar dalam diri saya "kapan saya bisa membahagiakan ortu sy ?" Walau mereka tidak meminta imbalan sedikitpun jerih payahnya demi kita.
      December 28, 2009 at 12:24pm · 
    • Sipti Amari 
      Setiap orang punya pengalaman yag berbeda-beda tentang bagaimana mereka dulu dibesarkan. Dan pengalaman ini yg membuat mereka menjadi seperti sekarang. Masa lalu yg keras bisa membuat seseorang menjadi kuat. Yg pasti selalu berpikirlah postif tentang orang lain. Pasti ada hal-hal positif yg bisa diambil dari orang tua kita. Hal-hal yg negatif semoga selalu menjadi pmbelajaran bg kita untuk berbuat yg lebih baik lagi... (^^,)
      December 28, 2009 at 12:34pm · 
    • Dea Dewi 
      Bila kita terus kita merasa terluka atas apa yang pernah dilakukan orang tua kita dahulu. Kita terus saja mengingat - ingat peristiwa yang telah lama terjadi yang menimbulkan luka batin pada diri kita sehingga menjadikan pola mental yang tidak kita sadari sebagaimana halnya kita tidak menyadari nafas kita. Hati kita semakin lama semakin terluka dan karena luka batin tersebut terus tertanam sangat dalam di dalam diri sampai kita tidak mampu untuk memaafkan orang tua kita.

      Masa lalu biarkanlah menjadi masa lalu, maafkanlah orang tua kita, maafkanlah diri kita. Sekarang adalah tugas kita memperbaiki pola mental dan emosional, dan luka batin yang ada pada diri kita yang kita pelajari dari orang tua kita agar mempunyai hubungan yang sehat dengan diri kita sendiri, dengan begitu kita telah memutus mata rantai pola mental dan emosional untuk keturunan kita selanjutnya.

      Kita tidak bisa memilih dilahirkan oleh siapa, siapa orang tua kita, apapun perlakuan mreka... Mungkin hidup mreka dulu lebih berat dari kita... Mungkin mreka tidak menyadari perlakuan mreka, krn kita hidupnya lebih baik dari perlakuan orang tua mereka dulunya... Maklumi... Maafkan... Maafkan... Maafkan... Piece...

      Yg pasti selalu berpikirlah positif. Pasti ada hal-hal positif yg bisa diambil.
      December 28, 2009 at 12:55pm · 
    • Sipti Amari SETUJUUUUUU..... (^^,)
      December 28, 2009 at 1:12pm · 
    • Desy Sagitarini 
      Catatan yang menarik ...
      sama ... seperti dirimu ... akupun berusaha menjadi ibu yg baik terhadap anak2 ku ... namun berapapun banyaknya buku2 yang aku baca tentang pengasuhan anak sepertinya masih saja kurang ... aku msh saja merasa bodoh dan tidak tahu apa-apa tentang anak2ku ... terkadang apa yang menurutku baik ternyata tidak buat dia ... bahkan aku menjadi sangat bingung ketika anak pertamaku mulai menyukai temannya ... aku begitu cemas dan takut dalam mengambil tindakan ... dan lain sebagainya ...

      Benar kata Indra bahwa semua "metode pengasuhan anak ada kelebihan dan kekurangan" ...
      Bahkan tulisan Dea Dewi pun juga benar sekali bahwa "Kita tidak bisa memilih dilahirkan oleh siapa"

      Sepertinya kita yg telah menjadi orang tua memang harus belajar bersama - sama dg anak2 kita ... mereka belajar memahami kita dan kitapun wajib memahami mereka ...
      dan ketahuilah bahwa anak2 kita membawa sifat genetik dari ortunya so ... percayalah terkadang sifat jelek yg ada padanya mungkin diturunkan oleh kita ...
      December 28, 2009 at 1:19pm · 
    • Indra Budi Betul bu desy, semua orang punya metode dan pola pikir mengasuh yg berbeda termasuk ortu kita, gak ada yg salah, apalagi ortu kita sudah sepuh, yg masih ada, tinggal berapa tahun lagi mereka di dunia ini bersama kita ? Tinggal sedikit waktunya kan ? Bukankah saatnya kita berusaha membahagiakan mereka ?
      December 28, 2009 at 1:26pm · 
    • Dea Dewi T.T aku blm bisa bikin orang tua bahagia...
      December 28, 2009 at 1:31pm · 
    • Banon Wulansasi Alhamdulillah...aku jd tersadar kembali utk menahan emosi atas kenakalan anak2 yg kdg kusikapi dg gemesnya seorang ibu, smg stlh membaca catatan ini aku bisa menjadi sabar mghadapi ke-4 anakku, terimakasih ya mbak catatannya, saya tggu lg catatan selanjutnya...ijin share ya.
      December 28, 2009 at 1:44pm · 
    • Desy Sagitarini ‎@Indra & Dea : benar ... aku juga merasa belum bisa membahagiakan orang tua ... hiks ... hiks ... jadi pengen nelpon ortu nih ...
      December 28, 2009 at 1:48pm · 
    • Tenny Widiana 
      Bagus tulisanmu Pi...aku akui mmg gampang2 susah mendidik anak2, aku mengalaminya...cara mendidikku n ortuku jg beda, ortuku jarang marah, mencela..apalagi melakukan kekerasan, tp setelah aku py anak...wow luar biasa aku susah sekali menera...See More
      December 28, 2009 at 1:51pm · 
    • Rusmaya Sari 
      aku setuju banget ma indra ...,mungkin ceritaku hampir sama seperti ipi....aq punya seorang bapak yg sangat keras....,saat aku mempunyai kesalahan ..gak jarang tangan dan kaki kekarnya siap menghardikku...so bentakan yg sangat kuat sering...See More
      December 28, 2009 at 2:09pm · 
    • Earlyta R. Kusumawardhani Subhan Nice note..., boleh juga kalo ikutan ditag...
      December 28, 2009 at 3:36pm · 
    • Amelya Santi 
      Pernahkah d antara kalian ada yg sdh melihat sakaratul maut ortu???kl ada yg blm pernah,,d saat itulah,,hilaaang smua "kesalahan2" yg pernah d lakukan ortu ke qt,,tp ada penyesalan yg sangat besar krn qt blm bisa membahagiakan mrk,walo mereka tdk pernah memintanya,,ambil positif,buang jauh2 yg negatif,,itu saja sih klo buat aq,,klo yg ada d pikiranku skrng sih,gmn qt mendidik anak dgn baik dan bahagiakn ortu ..manusia kan tdk ada yg sempurna,,bgt jg ortu qt,,,dan qt..
      December 28, 2009 at 3:52pm · 
    • Novi Jatmiko iih gw banget dech...
      December 28, 2009 at 3:54pm · 
    • Agnes Dwi Alamsari Debby is very touched by the note..nice post..thank you Ipi..
      daku sendiri adalah ibu yang cuek dan galak. Berlindung di balik alasan sibuk dan mendisiplinkan anak. Sama sekali belum bisa disebut sebagai orangtua yang baik..tapi daku membuka diri buat belajar..dikritik..dan diberi nasehat. Smoga kita bisa tetep saling menguatkan..dalam mendampingi anak-anak kita sampai ujung usia kita--Amin !
      December 28, 2009 at 4:42pm · 
    • Prakoso ScooUpil Hoetomo Wah isi tulisan+komen2e oke2 bgt... Aku bingung komen apa ya?
      December 28, 2009 at 4:50pm · 
    • Rachmat Purnomo Karnadi 
      nice post bu..
      di masa kecilku..
      ketika ortu ku memintaku,.. aku meng iya kan..
      ketika ortu ku menyuruhku,.. aku melaksanakannya..
      ketika ortu ku melarang,.. aku selalu patuh..
      ketika ortu ku mengajaku,.. aku selalu ikut..
      (aku bisa dibilang anak yang patuh..menurutku sih)
      tapi ketika aku sudah sma, dan apalagi ketika kuliah..
      aku merasa bebas menentukan jalan hidupku..
      apa yang ingin kulakukan, aku lakukan..
      apa yang aku inginkan, aku kerjakan..
      mrk bilang : kl main jangan pulang malam2, aku pulang pagi...
      mrk bilang : sekolah aja jgn sering kemah,.. stp malem minggu kemah..
      mrk bilang : kuliah aja ndak usah kerja,.. aku nyambi kerja
      mrk bilang : ndak boleh nikah dulu sblm slsai kuliah,.. aku nikah msh kuliah..
      sepertinya bener postingan ini,..
      tapi apapun itu.. aku suka prinsip orangtuaku..
      Apapun yang terjadi, patut disyukuri..
      jauh sblm aku banyak belajar dr buku, majalah, seminar dll..
      December 28, 2009 at 5:54pm · 
    • Arni Marstuti Trima ksih mb...catatanmu membuka hatiku utk lbh bersabar dlm mengasuh k2 jagoanku yg "luar biasa". Cttnmu membawaku kmbali ke masalalu yg tll byk meningglkan luka dihatiku. Cttnmu...mbuatku lbh Ikhlas dlm menghadapi begitu byk cobaan...thanks sista...:-)
      December 28, 2009 at 6:50pm · 
    • Irma Purbaningsih 
      anak adalah amanah Allah, dan amanah harus kita jaga sebaik mungkin.
      kata orang anak adalah cerminan kita dimasa kecil.
      cobalah tanyakan pada orang tua kita bagaimana dulu kita sewaktu kecil?????
      penurutkah?...pemberotak kah????

      dan Allah sedang menunjukan agar kita bisa merasakan bagaimana sulitnya mereka mendidik kita.
      dan dengan begitu kita dapat menyayangi orang tua kita.
      dan tak perlu menyalahkan mereka saat meraka salah dalam mendidik kita sewaktu kecil.

      semua orang tua pasti sayang sama anak2nya, cuma mereka punya cara2 yang berbeda dalam mengungkapkan kasih sayangnya.
      ada yang dengan penuh kelembutan, hingga yang kasar, itu juga bukti kasih sayang mereka.

      kita ambil yang baik aja bagaimana dulu orang tua mendidik kita, dan itu memang ta mudah.
      aku sendiri harus banyak belajar cara mendidik anak yang baik. jadi kita sama2 belajar...mungkin bisa berbagi..
      December 28, 2009 at 7:22pm · 
    • Winda Astuti 
      wah tulisan yang bagus Pi, sebagai perenungan diriku banget..aku akui memang the most soulitest thing emang mendidik anak, mungkin bisa dibilang paling sulit lah dalam hidup karena itu menyangkut pribadi yang lain yang mesinya nggak bisa ki...See More
      December 28, 2009 at 10:40pm · 
    • Yuni Tri Hoetomo 
      Ibarat kata anak adalah emas yang sangat berharga. Sehingga ia ingin menjaga sll miliknya yg palng berharga itu dgn berbagai cara sekalipun itu dgn cara amat berlebihan atau tak wajar. Hematku semua ortu pasti menginginkan anaknya adalah ya...See More
      December 28, 2009 at 10:47pm · 
    • Prakoso ScooUpil Hoetomo ‎@YTP : hiks hiks hiks....
      December 29, 2009 at 1:50am · 
    • Fenny Oktarini 
      aku emang baru mau punya anak sih mb....tapi aku pikir dalam merawat dan mendidik anak itu mestinya dinikmati aja...ya enjoy aja. aku sering lihat para ortu banyak yang mengeluh kalo anaknya begini lah begitu lah...atau bahkan ada yang mengeluh cape lah ngurus anak, ribet lah, susah diatur lah dan banyak lagi keluhan yang jadinya seperti tidak ikhlas, pada akhirnya bawaannya jadi marah2 dan mukul.
      ya yang paling penting sih dalam mengurus anak sih menurutku, ortu sebaiknya mau mengerti dan mendengar apa yang dimauin dan dirasakan oleh si anak karena setiap anak itu kan beda pribadinya jadi sebagai ortu kita harus kenal gimana karakter anak kita biar kita bisa menerapkan didikan yang paling tepat buat anak kita...trus sebaiknya ortu itu memberikan apa yang mereka butuhkan bukan yang mereka inginkan. keinginan dan kebutuhan itu beda lho, kalo kita penuhi semua keinginan mereka, mereka bakal manja. kalo kita penuhi kebutuhan mereka, mereka gak bakal selalu merengek bila menginginkan suatu barang dan hanya akan meminta kalo butuh sesuatu... repotnya sih mb kalo kita udah tegas di rumah tapi giliran ama neneknya ato kakeknya selalu dipenuhi semua keinginannya....wah bisa2 bubar deh hasilnya. pasti anak itu susah diatur ama kita, kemauannya harus dipenuhi kalo nggak nangis, jadi nakal dan egois....sama kaya keponakanku mb. habisnya dimanja bgt ama kakek dan neneknya, sedang ibunya kurang peduli dengan tingkah laku anaknya yang nakal.
      kalo aku pikir mb, mb ipi perlu bilang ama ortu mba jangan terlallu memanjakan nadine ato paling ngga mb perlu mengkomunikasikan cara mb mendidik anak mb ke ortu mb biar bisa sama. kalo ngga begitu ntar kalo nadin kesal sama mb ato mas koko bisa2 larinya ke eyangnya yang lebih memanjakan dan memenuhi semua keinginannya. kalo dah gitu dia bakal lebih mendengar kata2 eyangnya dari pada ortunya. yang ada nadin semakin ngeyel kaya mb dulu ke ortu mb :) sebelum terlambat lakukan perubahan dari sekarang mb agar nadin bisa lebih baik dari ortunya. yang penting sih positif thingking aja bahwa mb bakal membawa nadin jadi anak yang lebih baik dari mb. aku yakin dengan kekuatan doa dan niat tulus kita sebagai ortu buat mendidik anak2 kita menjadi anak yang mandiri dan sukses mereka bakal sesuai dengan harapan kita. amin. 
      December 29, 2009 at 9:02am · 
    • Rosalina Mardiyanto Berkesempatan menjadi Orangtua (seperti yg kt jalani saat ini) merupakan anugrah terbesar dari Allah..
      December 29, 2009 at 11:05am · 
    • Desy Eriyanti aku hanya belajar menjadì ibu dan org tua untk memberi yg terbaik bt anak2ku dan menjadikan mrk anak2 yg baik dimata Allah.
      December 29, 2009 at 9:19pm · 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar