Akhir-akhir ini aku sering dibuat geli dengan tingkah polah putri kecilku Nadja (1,5 tahun). Dia, yang sedang dalam tahap eksplorasi senang meniru apa yang dilihatnya, sering melakukan hal-hal lucu yang membuat kami tertawa. Misalnya saja meniru diriku yang sedang tilawah (membaca) Al Quran. Layaknya seorang qori (pembaca Al Quran) dia seperti sedang melafadzkan bacaan-bacaan Al Quran, sambil memangku sebuah buku (biasanya buku Juz 'Amma milik kakaknya atau buku bacaan doa-doa yang biasa kami baca setelah sholat) seolah sedang mengaji/membaca Al Quran. " Amammatta luuuuunnn amiinnn. Baiimmm ilahubbuimmmm..." Gayanya... Hehehe. Di lain kesempatan, dia sibuk mengenakan mukena milik Nadyne kakaknya, yang tentu saja kebesaran untuk ukuran anak seusianya. Susah payah dia berusaha memakainya. Jika gagal, dia akan mengeluarkan jurus pamungkasnya, menangis... Otomatis, kami akan siap sedia membantunya mengenakan mukena yang kedodoran itu. Dan layaknya orang yang sedang sholat, dia mengangkat tangannya, takbirotul ikhrom(mengucap Allohu Akbar). Tapi karena belum bisa bicara dengan jelas, dia hanya mengucap 'aban,aban...', kemudian tengkurap atau tiarap (maksudnya melakukan gerakan sujud). Gaya khas anak-anak seusianya, tentu saja membuat gemesss,gemesss,gemesss... Ich, lutuna... Terkadang ketika aku sedang sholat, dia akan berdiri di depanku dan menirukan gerakan-gerakan yang kulakukan. Jika aku sedang sujud, dia akan menaiki punggungku sambil berkata 'Kuda, kuda...' Tak apalah, sholatku jadi agak terganggu. Toh Rasululloh pun pernah memperlama sujudnya saat sholat, ketika cucu-cucunya Hasan dan Husein menaiki punggungnya seolah sedang bermain kuda-kudaan. Geli, sekaligus haru... Yap, karena di usia yang sebelia itu, dia sudah mulai tertarik menjalankan ritual ibadah agama kami, Islam. Memang sejak dulu, aku dan suami selalu menekankan pembiasaan yang bersifat spiritual dalam keluarga kami. Dan kami sebagai orang tuanya harus menjadi tauladan yang baik bagi anak-anak kami, syukur-syukur bisa berimbas juga pada lingkungan sekitar kami. Bagi kamiSpiritual Quotient memegang peranan penting dalam kehidupan. Apalah gunanya otak yang cerdas tapi tidak bisa mengendalikan emosi, serakah, mau menang sendiri dan selalu menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Lihatlah bagaimana negara ini terpuruk akibat ulah segelintir orang yang notabene pintar, bertitel haji atau ulama, atau memiliki gelar akademis yang panjangnya seperti kereta api. Secara intelektual cerdas, tapi hati nuraninya tertutup.Na'udzubillahimindzalik...
Bagiku kemampuan meniru dan mengadaptasi nilai-nilai religi dan spiritual Nadja saat ini cukuplah membanggakan. Di usia sedini ini dia sudah mulai antusias menjalankan perintah agamanya. Bukannya menafikan kecerdasan lainnya. Alhamdulillah perkembangan motorik dan psikomotoriknyanya sejalan dengan apa yang pernah aku baca di buku-buku. Tentu saja selaku orang tua, aku selalu melakukan yang terbaik untuk anak-anakku. Gizinya dan juga stimulasi-stimulasi yang bisa merangsang tumbuh kembangnya menjadi perhatian utamaku. Namun saat ini aku dan suamiku sangat perduli dengan kecerdasan spiritualnya. Miris melihat dan mendengar pemberitaan di berbagai media massa tentang apa yang terjadi di negara ini. Ada apa dengan negaraku??? Mengapa orang-orang begitu mudah tersulut emosinya? Masalah kecil dan sepele bisa menjadi penyebab terjadinya tawuran dan kerusuhan masal. Orang yang berbeda keyakinan dan pemahaman dilukai, bahkan dibunuh....Astaghfirullohal'adiim... Tantangan terberat orang tua saat ini adalah mengajarkan nilai-nilai agama yang benar, tanpa mengorbankan orang lain meski berbeda agama dan keyakinan. Meski banyak orang yang terlihat alim dan menguasai ilmu agama, tapi kenapa mereka justru berbuat di luar ajaran agamanya, membunuh saudara-saudaranya dengan dalih jihad? Padahal setiap agama selalu mengajarkan kebaikan dan cinta kasih terhadap sesama. Perbedaan agama dan keyakinan adalah wajar. Toh 'Bagimu agamamu, bagiku agamaku...' Sudah sewajarnya kita menghormasti perbedaan yang ada. Bukankah perbedaan-perbadaan itu yang membuat hidup kita semakin berwarna? Lewat QS Al Hujurat/49:13 Alloh SWT berfirman: "Hai manusia,sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yg paling mulia di sisi Alloh ialah orang yg paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
My little Nadja yang imut dan menggemaskan... Aku bangga padamu... Harapanku semoga engkau menjadi manusia yang sholeh, mencintai sesama dan bermanfaat bagi sesamanya... Aamiinn. Meski tak mudah membesarkan anak jaman sekarang, namun sebagai orang tua kita harus tetap optimis. Jadilah tauladan dan guru yang baik bagi anak-anak kita... (^^,)
NB: Buat yang ditag, kasih komen, kritik dan sarannya ya... Hehehe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar