Beberapa waktu yang lalu,seorang teman yg kebetulan sedang mampir ke rumahku,bercerita tentang hubungannya dengan ibunya yang akhir-akhir ini semakin renggang. Terpancar kebencian yg sangat mendalam dari setiap kalimat yg dilontarkannya. Kata-kata makian dan sumpah serapah semacam "Ibuku jahat!!!""Dasar egois!!!""Dasar wong gemblung (gila)!!!""Ben (biarin),ngko nek wis tua sakit-sakitan,sorry ya nek dikon ngopeni (disuruh ngurusin)!!!",berulang kali terlontar dari mulutnya. Astaghfirullohal'adhiim... Tak pantas dan tak layak rasanya seorang anak mengucap sumpah-serapah semacam itu terhadap ibunya. Apalagi aku tahu sekali,bagaimana beratnya perjuangan sang ibu yang seorang janda,membesarkan 4 anaknya. Suaminya gugur dalam pertempuran di Timor Timur (sekarang Timor Leste) sebagai bunga bangsa,pahlawan seroja. Sebenarnya apa sih yg menyebabkannya bersikap seperti itu? Ternyata hanya masalah sepele. Dia dan 2 saudarinya merasa ibunya terlalu dominan dan ngatur saat melangsungkan hajatan sunatan keponakannya. Padahal yg punya gawe adalah adiknya. Ya ampyun,sebegitunya... Hingga catatan ini ditulis,sudah sebulan lebih dia tidak bertegur sapa dengan ibunya. Nasihat yg berulang kali kuberikan padanya,sepertinya sia-sia saja. Dia tetap mengangap ibunya 'ibu jahat' yang tak layak untuk dimaafkan. Pfff... Aku hanya bisa mengerutkan dahi,mengurut dada dan menghela napas panjang. Naudzubillahimindzalik... Jangan sampai kejadian seperti itu terjadi padaku. Masih kuingat jelas sabda Rasululloh yg memerintahkan untuk menghormati dan memperlakukan ibu kita dengan sebaik-baiknya,bahkan 3 kali keutamaannya dibandingkan dengan ayah...
***
Bercermin dari kisah temanku tadi,sebenarnya aku tidak lebih baik dari dia. Konflik dengan ibuku selalu saja ada. Sejak kecil aku bukanlah anak manis yg penurut. Selalu saja aku bersikap memberontak,terutama pada ibuku. Kalo sama bapakku,aku ga berani. Hehehe. Ga tau kenapa ya,ada aja sikap ibuku yg selalu membuatku kesal. Mulai dari nama panggilanku yg berbau-bau SARA,yg selalu bikin kupingku merah n pengen marah kalo mendengarnya;kritikannya terhadap caraku bersikap yg ga feminim tapi cenderung tomboy,cara berpakaianku yg cuek n ga modis,masakanku yg rasanya aneh;ketidakpuasannya terhadapku dan sering membanding-bandingkan aku dengan anak lainnya yg 'kelihatannya' lebih manis,pintar dan rajin. Padahal tu anak MBA (hamil duluan...);menyalahkan aku karena memilih suami yg cuma 'kroco','buruh kasar',bukan sarjana pula;kekecewaannya yg mendalam karena aku memutuskan 'hanya' menjadi seorang ibu rumah tangga dan tidak menjalani karier seperti dirinya;sampai caraku mendidik anak yg ga becus. Nadyne jd temperamental karena aku suka marah-marah dan membentaknya,sementara Nadja kurang gizi karena beratnya dibawah standar... Aaaaaarrrrgggghhhh... Cape deh... Bagiku,ibuku tak lebih seorang ibu yg reseh,tukang ngatur dan cerewetnya bukan main. Dan aku selalu bertekad untuk tidak menjadi seperti ibuku. Aku ingin menjadi ibu yg penuh perhatian pada anak-anaknya,hangat,sabar,penyayang dan menerima kekurangan anak-anaknya dengan ikhlas...
***
"Mama jahat!!! Mama ga sayang sama aku!!! Mama ga adil!!!" Kata-kata seperti itu belakangan ini sering sekali dilontarkan Nadyne,si sulungku kalo sedang marah. What??? Mama jahat??? Mama ga adil??? Kok bisa ngomong kaya gitu tho??? Jahat gemana??? Wajah ini seperti ditampar dengan keras... Jantung ini serasa dihujam pisau belati... Sakit rasanya... Kok bisa dia menyebutku seperti itu. Tidak tau kah dia perjuangan dan pengorbanan yg sudah aku lakukan. Bangun pagi-pagi untuk memasak makanan kesukaannya;membelikan segala keperluannya;kadang menjemput dan mengantarkan ke sekolah atau kegiatan di luar sekolah;bahkan aku harus merelakan untuk membuang semua impianku ketika sekolah dulu untuk menjadi wanita karier demi untuk merawat sendiri anak-anakku;menjadi madrasah pertama baginya yg mengajarkannya membaca,menulis,berhitung,menggambar,mengaji,bahasa Inggris... Apa lagi aku juga harus pontang-panting berjibaku dengan waktu mengurus adik bayinya dan juga mengurus bisnisku. Aku tidak perduli lelah dan sakit yg kurasakan saat melakukan itu semua. Semua demi keluarga dan anak-anakku. Lho kok malah dibilang 'mama jahat'... Dimana pengertianmu nak? Teganya,teganya,teganya dikau anakku... Hehehe. Tapi aku memang sudah memprediksi kemungkinan terburuk apa yg akan dilakukan anak-anakku terhadapku. Dulu aku sering menyakiti hati ibuku,membuatnya kuatir,menyebabkan dia menangis... Bisa jadi aku akan menerima balasannya. Dan itu terbukti. Aku pernah bertekad untuk tabah,sabar dan ikhlas menjalani hidupku ini,jika memang Alloh menghendaki. Tapi ternyata aku sakit hati juga... Ternyata air mataku menetes juga melihat tingkah laku dan kelakuan anakku... Semakin aku tidak ingin menjadi seperti ibuku,ternyata sifatku semakin mirip dengan sifat ibuku... Like mother,like daughter... Dalam HR Al Hakim disebutkan: "Keridhaan Alloh tergantung pada keridhaan kedua orang tuanya dan murka Alloh pun terletak pada murka kedua orang tuanya..." Mungkin dulu saking marahnya ibuku pernah murka terhadapku. Kejadian deh akhirnya... Ihiks,ihiks... Maafkan aku mama...
***
Alhamdulillah hubunganku dengan ibuku saat ini baik-baik saja,meski kadang konflik-konflik kecil menyeruak. Tapi itu bukan masalah besar buatku. Suatu peristiwa membuat ibuku tersadar dan meminta maaf kepadaku,menimbulkan keharuan yg membuncah dalam diriku. Terlepas dari segala kekurangan dan kesalahannya di masa lalu,aku banyak belajar dari ibuku tentang bagaimana bersikap dan memperlakukan anak-anaknya. Aneh memang,karena ibuku merasa bersalah telah menterlantarkan anak-anaknya semasa kecil karena kesibukannya berkarier,dengan meminta maaf padaku. Dan dia berharap agar dia tidak melakukan kesalahan yg sama seperti dirinya. Apa yg aku alami ini,kok mirip banget ya dengan sebuah lagu jadul yg dibawakan oleh grup vokal yg katanya ecek-ecek,Spice Girl (semoga Alloh mengampuni aku,karena jujur,aku suka banget dengan lirik lagu ini,yg pas banget dengan kisah hidupku...),yg judulnya 'MAMA'...
She used to be my only enemy and never let me be free
Catching me in places that I knew I shouldn't be
Every other day I crossed the line I didn't mean to be so bad
I never though you would become the friend I never had
Back than I didn't know why,why you were misunderstood
So now I see through your eyes,all that you did was love
Mama I love you,mama I care
Mama I love you,mama my friend
You're my friend...
I didn't want to hear it then but I'm not ashamed to say it now
Every little thing you said and did was right for me
I had a lot of time to think about
About the way I used to be
Never had a sense of my responsibility
Back than I didn't know why,why you were misunderstood
So now I see through your eyes,all that you did was love
Mama I love you,mama I care
Mama I love you,mama My friend
You're my friend...
Aku bersyukur karena tidak mengalami konflik yg berkepanjangan seperti temanku itu. Aku sudah menjadi anak yg tidak berbakti terhadap kedua orang tuaku di masa lalu,dan kini saatnya bagiku untuk menebus segala kesalahanku. Dalam setiap doaku usai sholat,tak pernah sekalipun aku lupa untuk memanjatkan doa bagi kedua orang tuaku.
Alloh SWT berfirman dalam surat Al Isra : 23-24,
"Dan Rabb-mu telah memerintahkan kepada kalian jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kalian berbuat baik kepada ibu-bapak kalian dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharanmu,maka sekali-sekali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'Ah' dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yg mulia. Dan,rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah,'Wahai Rabbku,kasihanilah mereka berdua,sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku sewaktu lecil'."
"Berbaktilah kepada orang tua kalian,niscaya anak-anak kalian akan berbakti pula kepada kalian..." <Diriwayatkan Ath Thabrani>
Jadi kesimpulannya,jika ingin punya anak yg berbakti,kita kudu berbakti terlebih dahulu kepada kedua orang tua kita. Sanggup??? Hehehe. Satu lagi,terkadang sebagai orang tua kita sering pusing tujuh keliling menghadapi tingkah-polah anak-anak kita yg 'ajaib'. Sebagai ibu,sebisa mungkin,jangan sampai kita menyumpah,menyerapah,melaknat,menghardik anak-anak kita terutama dalam keadaan marah. Bisa jadi ucapan kita itu adalah doa,yg nantinya justru akan dikabulkan Alloh SWT... Suatu ketika anakku pernah bertanya,"Mah,kok kalo anak-anak mama nakal,mama kok malah bilang 'anak pinter','anak sholehah','anak kreatif','anak baik'? Padahal anaknya kan nakal?" Aku tersenyum dan menjelaskannya pada anakku. "Ya,karena mama pengen anak-anaknya jadi anak sholehah,anak baik,anak pinter... Kalo ibunya lagi marah,bisa jadi malah nanti dikabulkan lho..." Ujarku.
Kita tidak pernah bisa memilih untuk dilahirkan oleh ibu yang seperti apa,apakah seorang 'ibu baik' ataukah 'ibu jahat'... Mengutip sebuah pepatah lama, 'Surga Ada di Telapak Kaki Ibu'. Itu berarti sampai kapanpun jua kita harus menyayangi dan juga menghormati ibu kita,seperti halnya mereka menyayangi kita sewaktu kecil dulu. Bagi kita yg sudah memiliki buah hati,pasti merasakan perjuangan yg berat saat-saat hamil dan melahirkan. Betapa hidup kita bagaikan di ujung tanduk,bertarung sekuat tenaga,tak perduli peluh yang menetes,darah yg mengalir deras,semua demi kehadiran sang jabang bayi ke muka bumi ini. Karena itulah ada yg mengibaratkan perjuangan seorang ibu yg sedang melahirkan anaknya sebagai JIHAD FII SABILILLAH... Kasih ibu itu tak terhingga,sepanjang masa... Hanya memberi,tak mengharapkan kembali... Begitu kutipan lirik lagu 'KASIH IBU' yang sudah kita kenal sejak kecil dulu. Semoga kita bisa menjadi 'Sang Surya' yang menyinari kehidupan anak-anak kita,tanpa kenal lelah,tanpa mengharap balas jasa,dan anak-anak kita menjadi penyenang serta penenang hati kita,baik dikala senang dan di kala sedang diberi cobaan... Aamiinn... (^^,)
***
Bercermin dari kisah temanku tadi,sebenarnya aku tidak lebih baik dari dia. Konflik dengan ibuku selalu saja ada. Sejak kecil aku bukanlah anak manis yg penurut. Selalu saja aku bersikap memberontak,terutama pada ibuku. Kalo sama bapakku,aku ga berani. Hehehe. Ga tau kenapa ya,ada aja sikap ibuku yg selalu membuatku kesal. Mulai dari nama panggilanku yg berbau-bau SARA,yg selalu bikin kupingku merah n pengen marah kalo mendengarnya;kritikannya terhadap caraku bersikap yg ga feminim tapi cenderung tomboy,cara berpakaianku yg cuek n ga modis,masakanku yg rasanya aneh;ketidakpuasannya terhadapku dan sering membanding-bandingkan aku dengan anak lainnya yg 'kelihatannya' lebih manis,pintar dan rajin. Padahal tu anak MBA (hamil duluan...);menyalahkan aku karena memilih suami yg cuma 'kroco','buruh kasar',bukan sarjana pula;kekecewaannya yg mendalam karena aku memutuskan 'hanya' menjadi seorang ibu rumah tangga dan tidak menjalani karier seperti dirinya;sampai caraku mendidik anak yg ga becus. Nadyne jd temperamental karena aku suka marah-marah dan membentaknya,sementara Nadja kurang gizi karena beratnya dibawah standar... Aaaaaarrrrgggghhhh... Cape deh... Bagiku,ibuku tak lebih seorang ibu yg reseh,tukang ngatur dan cerewetnya bukan main. Dan aku selalu bertekad untuk tidak menjadi seperti ibuku. Aku ingin menjadi ibu yg penuh perhatian pada anak-anaknya,hangat,sabar,penyayang dan menerima kekurangan anak-anaknya dengan ikhlas...
***
"Mama jahat!!! Mama ga sayang sama aku!!! Mama ga adil!!!" Kata-kata seperti itu belakangan ini sering sekali dilontarkan Nadyne,si sulungku kalo sedang marah. What??? Mama jahat??? Mama ga adil??? Kok bisa ngomong kaya gitu tho??? Jahat gemana??? Wajah ini seperti ditampar dengan keras... Jantung ini serasa dihujam pisau belati... Sakit rasanya... Kok bisa dia menyebutku seperti itu. Tidak tau kah dia perjuangan dan pengorbanan yg sudah aku lakukan. Bangun pagi-pagi untuk memasak makanan kesukaannya;membelikan segala keperluannya;kadang menjemput dan mengantarkan ke sekolah atau kegiatan di luar sekolah;bahkan aku harus merelakan untuk membuang semua impianku ketika sekolah dulu untuk menjadi wanita karier demi untuk merawat sendiri anak-anakku;menjadi madrasah pertama baginya yg mengajarkannya membaca,menulis,berhitung,menggambar,mengaji,bahasa Inggris... Apa lagi aku juga harus pontang-panting berjibaku dengan waktu mengurus adik bayinya dan juga mengurus bisnisku. Aku tidak perduli lelah dan sakit yg kurasakan saat melakukan itu semua. Semua demi keluarga dan anak-anakku. Lho kok malah dibilang 'mama jahat'... Dimana pengertianmu nak? Teganya,teganya,teganya dikau anakku... Hehehe. Tapi aku memang sudah memprediksi kemungkinan terburuk apa yg akan dilakukan anak-anakku terhadapku. Dulu aku sering menyakiti hati ibuku,membuatnya kuatir,menyebabkan dia menangis... Bisa jadi aku akan menerima balasannya. Dan itu terbukti. Aku pernah bertekad untuk tabah,sabar dan ikhlas menjalani hidupku ini,jika memang Alloh menghendaki. Tapi ternyata aku sakit hati juga... Ternyata air mataku menetes juga melihat tingkah laku dan kelakuan anakku... Semakin aku tidak ingin menjadi seperti ibuku,ternyata sifatku semakin mirip dengan sifat ibuku... Like mother,like daughter... Dalam HR Al Hakim disebutkan: "Keridhaan Alloh tergantung pada keridhaan kedua orang tuanya dan murka Alloh pun terletak pada murka kedua orang tuanya..." Mungkin dulu saking marahnya ibuku pernah murka terhadapku. Kejadian deh akhirnya... Ihiks,ihiks... Maafkan aku mama...
***
Alhamdulillah hubunganku dengan ibuku saat ini baik-baik saja,meski kadang konflik-konflik kecil menyeruak. Tapi itu bukan masalah besar buatku. Suatu peristiwa membuat ibuku tersadar dan meminta maaf kepadaku,menimbulkan keharuan yg membuncah dalam diriku. Terlepas dari segala kekurangan dan kesalahannya di masa lalu,aku banyak belajar dari ibuku tentang bagaimana bersikap dan memperlakukan anak-anaknya. Aneh memang,karena ibuku merasa bersalah telah menterlantarkan anak-anaknya semasa kecil karena kesibukannya berkarier,dengan meminta maaf padaku. Dan dia berharap agar dia tidak melakukan kesalahan yg sama seperti dirinya. Apa yg aku alami ini,kok mirip banget ya dengan sebuah lagu jadul yg dibawakan oleh grup vokal yg katanya ecek-ecek,Spice Girl (semoga Alloh mengampuni aku,karena jujur,aku suka banget dengan lirik lagu ini,yg pas banget dengan kisah hidupku...),yg judulnya 'MAMA'...
She used to be my only enemy and never let me be free
Catching me in places that I knew I shouldn't be
Every other day I crossed the line I didn't mean to be so bad
I never though you would become the friend I never had
Back than I didn't know why,why you were misunderstood
So now I see through your eyes,all that you did was love
Mama I love you,mama I care
Mama I love you,mama my friend
You're my friend...
I didn't want to hear it then but I'm not ashamed to say it now
Every little thing you said and did was right for me
I had a lot of time to think about
About the way I used to be
Never had a sense of my responsibility
Back than I didn't know why,why you were misunderstood
So now I see through your eyes,all that you did was love
Mama I love you,mama I care
Mama I love you,mama My friend
You're my friend...
Aku bersyukur karena tidak mengalami konflik yg berkepanjangan seperti temanku itu. Aku sudah menjadi anak yg tidak berbakti terhadap kedua orang tuaku di masa lalu,dan kini saatnya bagiku untuk menebus segala kesalahanku. Dalam setiap doaku usai sholat,tak pernah sekalipun aku lupa untuk memanjatkan doa bagi kedua orang tuaku.
Alloh SWT berfirman dalam surat Al Isra : 23-24,
"Dan Rabb-mu telah memerintahkan kepada kalian jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kalian berbuat baik kepada ibu-bapak kalian dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharanmu,maka sekali-sekali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'Ah' dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yg mulia. Dan,rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah,'Wahai Rabbku,kasihanilah mereka berdua,sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku sewaktu lecil'."
"Berbaktilah kepada orang tua kalian,niscaya anak-anak kalian akan berbakti pula kepada kalian..." <Diriwayatkan Ath Thabrani>
Jadi kesimpulannya,jika ingin punya anak yg berbakti,kita kudu berbakti terlebih dahulu kepada kedua orang tua kita. Sanggup??? Hehehe. Satu lagi,terkadang sebagai orang tua kita sering pusing tujuh keliling menghadapi tingkah-polah anak-anak kita yg 'ajaib'. Sebagai ibu,sebisa mungkin,jangan sampai kita menyumpah,menyerapah,melaknat,menghardik anak-anak kita terutama dalam keadaan marah. Bisa jadi ucapan kita itu adalah doa,yg nantinya justru akan dikabulkan Alloh SWT... Suatu ketika anakku pernah bertanya,"Mah,kok kalo anak-anak mama nakal,mama kok malah bilang 'anak pinter','anak sholehah','anak kreatif','anak baik'? Padahal anaknya kan nakal?" Aku tersenyum dan menjelaskannya pada anakku. "Ya,karena mama pengen anak-anaknya jadi anak sholehah,anak baik,anak pinter... Kalo ibunya lagi marah,bisa jadi malah nanti dikabulkan lho..." Ujarku.
Kita tidak pernah bisa memilih untuk dilahirkan oleh ibu yang seperti apa,apakah seorang 'ibu baik' ataukah 'ibu jahat'... Mengutip sebuah pepatah lama, 'Surga Ada di Telapak Kaki Ibu'. Itu berarti sampai kapanpun jua kita harus menyayangi dan juga menghormati ibu kita,seperti halnya mereka menyayangi kita sewaktu kecil dulu. Bagi kita yg sudah memiliki buah hati,pasti merasakan perjuangan yg berat saat-saat hamil dan melahirkan. Betapa hidup kita bagaikan di ujung tanduk,bertarung sekuat tenaga,tak perduli peluh yang menetes,darah yg mengalir deras,semua demi kehadiran sang jabang bayi ke muka bumi ini. Karena itulah ada yg mengibaratkan perjuangan seorang ibu yg sedang melahirkan anaknya sebagai JIHAD FII SABILILLAH... Kasih ibu itu tak terhingga,sepanjang masa... Hanya memberi,tak mengharapkan kembali... Begitu kutipan lirik lagu 'KASIH IBU' yang sudah kita kenal sejak kecil dulu. Semoga kita bisa menjadi 'Sang Surya' yang menyinari kehidupan anak-anak kita,tanpa kenal lelah,tanpa mengharap balas jasa,dan anak-anak kita menjadi penyenang serta penenang hati kita,baik dikala senang dan di kala sedang diberi cobaan... Aamiinn... (^^,)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar